Malas Bertahan dan Dianggap Tak Cocok dengan PSG, Messi Dikritik Habis-Habisan
Seruan.id - Setelah tim raksasa asal Perancis tumbang di tangan Manchester City, Lionel Messi mendapati kritikan pedas. Ia dinilai menjadi penyebab kekalahan PSG karena dianggap tak bisa melancarkan counter dan malas dalam hal bertahan.
Dalam laga tersebut yang mana PSG tumbang 1-2 dari Manchester City yang dilangsungkan di Etihad Stadium pada matchday kelima Grup A Liga Champions, pada Kamis (25/11/2021) dini hari WIB. PSG dipaksa harus menerima 2 kali tembakan yang tidak bisa dibendung oleh penjaga gawang Les Parisiens.
Yang mana Raheem Sterling dan Gabriel Jesus menjadi pencetak gol kala itu, sementara itu gol satu-satunya yang berhasil dicetak PSG adalah melalui bintang muda mereka, Kylian Mbappe.
Pada laga tersebut lini depan PSG memang tampil dengan perfom yang mengecewakan. Trio Messi, Mbappe, Neymar tidak banyak melakukan pergerakan yang mengancam jantung pertahanan lawan sepanjang laga berlangsung.
Akibat dari kekalahan ini, Messi menjadi salah satu pemain yang menjadi kambing hitam dan mendapat banyak sorotan karena dinilai memberikan kontribusi paling minim bagi PSG dalam laga tersebut. Jika ditilik kembali, Messi hanya memberikan satu tembakan yang off target dan satu dribel sukses.
Sejak bergabung dengan PSG, Messi memang belum juga menunjukkan performa terbaik dirinya. Bahkan hingga kini dirinya baru menyumbangkan 4 gol dan satu assist selama ia berlabuh dengan klub raksasa Ibu Kota Perancis ini.
Salah satu eks pemain PSG, Nicolas Anelka bahkan menilai jika Messi memang tak cocok dengan PSG. Malah dirinya membuat PSG menjadi tim yang tidak bisa mengoptimalkan counter attack.
"Dengan Messi, PSG tak bisa mengandalkan counter. Kamu tidak bisa menggantungkan seluruh tim kepada Kylian Mbappe," terang Anelka memberi kritikan.
Tak cuma Anelka, mantan penyerang Timnas Thierry Henry bahkan ikut mengkritik soal Messi di PSG saat ini. Ia menilai Messi sangat minim kontribusi kepada PSG dilapangan hijau.
"Jika Anda ingin memenangkan Liga Champions, Anda tidak bisa bertahan dengan tujuh pemain. Ini Mustahil terjadi. Aku tidak peduli siapapun kamu. Posisi full back bisa dieksploitasi, ini membuat tiga lawan satu ata tiga lawan dua di lapangan," terang Hendry.
"Tim yang memenangkan gelar dan lebih lagi Liga Champions memiliki tiga pemain depan yang memburu bola," tambahnya.