Seorang Pria Tularkan Varian Delta di Brisbane Setelah Lakukan PP Indonesia - Australia
Seruan.id - Negara bagian Queensland dengan ibu kota Brisbane mencatat tiga kasus baru Covid-19 pada hari pertama Negara tersebut menjalankan lockdow.
Salah satu dari tiga kasus positif tersebut adalah saudara laki-laki dari seorang resepsionis rumah sakit yang juga positif Ccvid-19 dengan varian Delta.
Berdasarkan dari hasil penelusuran yang dilakukan menggunakan metode genome sequencing, diketahui jika kasus positif respsionis dan saudara laki-lakinya berasal dari pasien Covid yang sudah bolak balik ke Indonesia.
Meskipun tidak dijelaskan apakah orang tersebut adalah warga Australia atau warga Indonesia yang berstatus Permanent Resident (penduduk tetap). Namun perjalanannya selama keluar masuk Negara Australia kemudian menimbulkan pertanyaan dari Wakil Menteri Utama Queensland, Steven Miles.
"Orang yang sedang dirawat itu] diperbolehkan bolak-balik antara Australia dan Indonesia beberapa kali oleh Pemerintahaan PM Morrison selama pandemi berlangsung," jelas Steven.
"Mereka belum divaksinasi dan mereka telah melewati hotel karantina kami beberapa kali," Lanjut Steven.
"Perbatasan negara tak sepenuhnya ditutup dan orang-orang ini menggusur warga Australia yang sedang benar-benar tertahan di negara lain dan benar-benar ingin pulang ke Australia," Ucapnya.
Warga yang diketahui bolak-balik ke Indonesia tersebut diketahui dirawat di Rumah Sakit Prince Charles di Brisbane dan mengidap varian Delta. Negara bagian Queensland sendiri telah memberlakukan 'lockdown' selama tiga hari mulai Rabu ini (30/6/2021).
Saat ini Pemerintahan Negara bagian Queensland dikuasai oleh Partai Buruh, sementara itu Pemerintah Federal Australia di bawah pimpinan PM Scott Morrison dikuasai oleh Koalisi Liberal Nasional. Akibat dari perbedaan pandangan politik tersebut, keduanya seringkali tidak sepakat dalam penanganan Covid-19.
Termasuk pada hari ini, ketika Pemerintah Queensland mempertanyakan terkait kebijakan kedatangan luar negeri yang diterapkan oleh Pemerintah Federal. Wakil Menteri Utama Queensland, Steven Miles menyerang kriteria yang diterapkan Pemerintah Federal Australia dengan mengatakan
"Perbatasan tidaklah sepenuhnya ditutup".
"Data Pemerintah Federal sendiri juga menunjukkan ribuan orang yang diperbolehkan masuk tersebut bukanlah warga Australia yang tertahan di negara lain," kata Steven.
"Mereka ini bukanlah warga negara ataupun penduduk tetap Australia. Faktanya, terdapat sebanyak 20.000 orang yang warga Australia tiba di sini bulan lalu, separuhnya merupakan pemegang visa sementara," tambah Steven
Wakil menteri utama Queensland menyebutkan setiap pekan orang yang diperbolehkan masuk ke Australia terdiri atas:
600 kewarganegaraan Inggris
500 kewarganegaraan China
Lebih dari 300 kewarganegaraan Indonesia
Lebih dari 250 kewarganegaraan Amerika Serikat
Lebih dari 200 kewarganegaran Filipina
115 kewarganegaraan Afrika Selatan
Pada setiap bulannya, terdapat sekitar 40 ribu warga negara Australia dan sekitar 60 ribu pemegang visa permanen diizinkan meninggalkan Australia, Steven menjelaskan
"Banyak dari diantara mereka kemudian ingin kembali, ikut antrean, kembali lewat karantina hotel membuat masyarakat kita rentan,"
"Ternyata alasan yang diperlukan untuk mendapat izin dari Pemerintah Federal agar bisa keluar Australia adalah bukti jika Anda memilki pertemuan di negara lain," ujar Steven.
Pada jumpa pers hari ini Annastacia Palaszczuk sebagai Menteri Utama Queensland mengatakan Pemerintah Federal harus memperketat jumlah warga yang bisa kembali ke Australia.
"Saya tidak mengatakan warga Australia tidak boleh diizinkan kembali pulang," ucap Annastacia.
"Namun ada begitu banyak orang bepergian ke luar negeri karena urusan bisnis, untuk berbagai alasan lain, dan pertanyaan yang harus dijawab adalah mengapa mereka tidak divaksinasi sebelum pergi, dan juga bila mereka kembali ke Australia, mengapa mereka tidak menjalani vaksinasi,"
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Australia, Karen Andrews menyebutkan bahwa saat ini Pemerintah Queensland hanya mencoba mengalihkan perhatian warga dari kesalahan yang mereka sendiri buat dalam mengelola hotel karantina.
Dia menolak anggapan jika sebagian besar orang yang datang dari luar negeri dan menjalani karantina hotel bukanlah warga negara Australia atau berstatus PR.
"Biar saya tegaskan bahwa data dari Australian Border Force sudah dengan jelas mengatakan rata-rata 80 persen mereka yang kembali ke Australia adalah warga negara Australia, penduduk tetap atau anggota keluarga dekat," ucapnya.