Rafael Malalangi, Casis Bintara Polri 2021 yang Namanya Diganti Setelah Sebelumnya Dinyatakan Lulus Lewat Pengumuman Online Live Streaming
Seruan.id - Beberapa waktu yang lalu beredar viral sebuah video permohonan dari keluarga seorang calon siswa Bintara Polri di Polda Sulawesi Utara yang meminta bantuan kepada Presiden dan Kapolri.
Pada video yang diunggah tersebut, pihak keluarga yang berasal dari Desa Pinapalangkow, Suluun Tareran – Minahasa Selatan ini merasa adanya ketidakadilan pada proses test penerimaan anggota Polri pada tanggal 22 Juli 2021.
"Saya menangis saat lihat nama saya tidak ada lagi pada daftar
pengumuman kedua," ucap Rafael Malalangi (18).
Rafael mengungkapkan bahwa dirinya menangis karena perasaan malu, kecewa dan
bingung, mengapa namanya yang telah lulus bisa hilang di daftar pengumuman
susulan.
"Padahal, pada pengumuman online pada Tanggal 22 Juli, nama saya ada di Nomor Urut 22. Kami semua menyaksikan pengumuman secara online itu," ungkap Rafael dengan terbata-bata sambil menunduk, Kamis (29/7/2021).
Bagaimana tidak malu, ucapnya, warga daerah tempatnya tinggal, Desa Pinaoalangkow sudah tahu jika namanya
lulus. Bahkan, katanya, warga Pinapalangkow telah memberikan dia ucapan selamat
atas kelulusan tes Bintara Polri tersebut.
"Saat teman-teman tahu nama saya ada dalam daftar pengumuman kelulusan
secara online, mereka sudah menyampaikan ucapan selamat. Banyak yang menyampaikannya
melalui media sosial," ucap Rafael.
Tidak hanya itu, Ucapnya, keluarganya juga sudah membuat acara syukuran.
"Keluarga kami juga sudah melaksanakan syukuran kelulusan. Tahu-tahunya, nama saya sudah tidak ada lagi," imbuhnya.
Kenly Malalangi, yang merupakan ayah Rafael, mengaku kecewa.
"Siapa yang tidak akan kecewa. Anak saya sudah dinyatakan lulus saat pengumuman secara online. Tapi, saat pengumuman ulang tadi pagi, nama anak saya sudah digantikan dengan nama orang lain," kata Kenly Malalangi.
Kenly Malalangi meminta kepada Polda Sulut untuk memperjuangkan nama anaknya tersebut.
"Permintaan kami pihak keluarga, izinkan anak kami ikut pendidikan. Sebab dia sudah dinyatakan lulus dalam pengumuman online sebelumnya," pintanya.
Pada saat tahu anak kami dinyatakan lulus, kami sangat bersukacita. Perjuangan selama berbulan-bulan akhirnya membuahkan hasil," ucapnya.
Sukacita dari keluarga Kenly Malalangi kemudian tiba-tiba hilang saat ada pengumuman susulan pada Kamis (29/7/2021) pagi.
"Saya sempat shok waktu membaca pengumuman kedua tadi pagi. Nama anak saya di Nomor urut 22 tidak ada lagi. Sudah ada nama orang lain," Jelasnya.
Meski demikian, Rafael, Kenly beserta keluarga mereka tidak putus asa. Mereka masih sangat berharap bahwa Kapolri akan turun tangan untuk memperjuangkan kelulusan Rafael.
"Tolong kami pak Kapolri. Anak kami sudah dinyatakan lulus pada pengumuman secara online. Biarkan anak kami ikut pendidikan," harap Kenly.
Tanggapan Polda Sulut
Kombes Pol Jules Abraham Abast selaku Kabid Humas Polda Sulut ketika dihubungi melalui sambungan telpon memberikan keterangannya. Ia mengatakan bahwa pada setiap seleksi ada panitianya.
"Dalam seleksi ini ada panitianya, kalau ada komplain peserta ke panitianya dan tanyakan kenapa," ucap Kabid Humas.
Ia menerangkan juga bahwa dalam seleksi penerimaan anggota Polri ada wadahnya, dan itu urusannya ada panitia.
"Saat menyiarkan live sebelum ditutup acaranya sudah disampaikan pengumuman calon siswa bilamana ada yang merasa keberatan segera ke panitia," tegas Kabid.
"Nanti dari panitia jelaskan apa penyebabnya kalau dia tidak lulus.Jadi komplain ke panitia. Keberatan ke panitia saja," tutupnya.
Pada kesempatan lain, keterangan dari
Karo SDM Polda Sulut Kombes Pol Octo Budhi Prasetyo mengatakan, jika peristiwa
ini terjadi karena ada kesalahan dalam input data oleh operator. Pada saat
diumumkan yang bersangkutan lulus rangking 22 dari total 22 kuota yang tersedia
atau peringkat terakhir.
"Setelah sidang kelulusan diumumkan, diketahui datanglah satu orang casis mengomplain nilainya tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh, khususnya jasmani renang. Komplain itu kemudian kami akomodir terus dicek ke papan live chat, kan ada tanda tangannya, ternyata memang antara nilai di live chat dan di sini berbeda. Memang itu kesalahan operator saat menginput data, operator dari tim jasmani," ucap Octo, Kamis (29/7/2021).
Kemudian
dipanggillah kedua casis tersebut bersama orang tua mereka masing-masing ke
Polda Sulut untuk menyaksikan dan melihat data nilai yang diperoleh. Mulai dari
casis yang awalnya lulus dengan yang komplain tersebut.
"Setelah kami cek, nilainya betul apa tidak. Ternyata mereka dua-duanya menjawab
betul semua. Setelah itu kami nilai ulang rangking-nya, ternyata yang komplain
ini masuk dalam gelombang. Otomatis yang rangking terakhir lewat jadi tidak
masuk karena kan ada kuotanya. Memang ini kesalahan dari operator tim jasmani
memasukkan data input itu. Alhamdulillah yang lain tidak ada yang komplain, hanya
satu itu aja," jelas Octa.