Mantan Atlet Ungkap Tradisi Pesta Seks di Lingkungan Olimpiade, Pemimpin Tokyo: Siapkan 160.000 Kondom
Seruan.id - Pesta seks adalah hal yang tidak tabu di lingkungan Olimpiade. Hal tersebut sudah terjadi secara turun temurun dan juga menjadi isu menarik dalam setiap penyelenggaraan. Seorang mantan atlet tenis meja putra asal Inggris, Matthew Syed menceritakan aktivitas seks di kampung Olimpiade sangat sering terjadi.
Dirinya juga mengakui, selama tinggal dua pekan di lingkungan Olimpiade, jumlah aktivitas seksualnya lebih banyak dibandingkan yang pernah dia lakukan sepanjang hidupnya.
"Saya sering ditanya apakah Lingkungan Olimpiade, restoran besar dan konglomerasi perumahan yang menampung atlet top dunia selama Olimpiade - adalah pesta seks? Jawaban saya selalu benar," ujar Syed, dilansir dari The Sun.
"Saya memainkan pertandingan pertama saya di Barcelona pada tahun 1992 dan lebih sering bercinta dalam dua setengah minggu itu daripada dalam sisa hidup saya hingga saat itu," terusnya.
Matthew Syed yang kini berumur 50 tahun juga menerangkan, fisik dan penampilan pun tak berlaku di sana. Seorang atlet dapat berhubungan seks bersama siapa pun yang mereka inginkan.
“Artinya dua kali, yang mungkin kedengarannya tidak banyak, tetapi untuk seorang sarjana berusia 21 tahun dengan gigi bengkok, itu adalah keajaiban kecil. Barcelona, bagi banyak dari kita, perawan Olimpiade, sama banyaknya dengan seks dan olahraga," terungnya.
Oleh karena itu, akankah tradisi itu terus berlanjut dalam Olimpiade Tokyo 2020? Secara resmi, panitia Olimpiade Tokyo 2020 menyatakan larangannya untuk setiap atlet berhubungan seks selama di lingkungan Olimpiade.
Walaupun demikian, para pemimpin Tokyo sudah menyiapkan 160.000 kondom yang akan disediakan di Lingkungan Olimpiade untuk atlet dengan maksud meningkatkan kesadaran tentang seks yang aman.
Namun, tak ada yang menjamin praktik pesta seks akan berhenti dalam Olimpiade Tokyo. Seperti halnya dengan yang dikatakan mantan atlet atletik wanita asal Jerman Susen Tiedtke.
Para atlet selama di Olimpiade sedang dalam performa puncak, setelah bertanding, mereka pastinya akan mencari hiburan dan bersenang-senang. Terlebih, persiapan untuk Olimpiade telah mereka lalui berbulan-bulan lamanya.
Tak hanya itu, Susen menyampaikan bahwa tidak mungkin untuk memberlakukan larangan seks di Lingkungan Olimpiade.
“Larangan adalah bahan tertawaan besar bagi saya, itu tidak berhasil sama sekali. Seks selalu menjadi isu di Lingkungan Olimpiade. Para atlet sedang berada dalam puncak fisik mereka di Olimpiade. Kala kompetisi telah usai, mereka ingin melepaskan energi mereka," tuturnya.
"Ada pesta demi pesta, lalu alkohol ikut bermain. Kebetulan orang-orang berhubungan seks dan ada cukup banyak orang yang berjuang untuk itu," pungkasnya.