Marx, Weber, dan Durkheim dalam Pergulatan Post-Modern Sosiologi
Oleh: Muhammad Irsyad Suardi, Mahasiswa Magister Sosiologi UNAND
Seruan Mahasiswa - Konsep penting dari Karl Marx tentang konsep Komodifikasi ialah perkembangan dari masyarakat kapitalis menuju masyarakat modern. Suatu proses mengubah makna barang dari nilai pakai menjadi nilai jual. Pemaknaan baru terhadap barang dan jasa. Mengubah barang dan jasa dari nilai guna ke nilai tukar.
Nilai komersialisasi menjadi komoditi. Sebagian pandangan Marx menilai bahwa agama, politik, tanah, pertanian dan hutang menjadi komoditi yang bisa diperdagangkan. Dalam ekonomi politik Marxis, komodifikasi terjadi ketika nilai ekonomi yang ditugaskan untuk sesuatu yang sebelumnya tidak dipertimbangkan menjadi kumpulan identitas dan ide yang dapat menjadi tawaran pasar.
Selain mengkaji ekonomi, Marx juga memiliki kecenderungan kepada kultur. Misalnya, komodifikasi seni, orang-orang menampilkan seni bukan lagi berfungsi sebagai ritual dan peribadatan. Tapi, lebih menonjolkan bagian dari pendapatan yang bisa diperjual-belikan. Seolah kebudayaan menjadi pabrik industri.
Marx juga menjalin pengetahuan tentang alienasi atau keterasingan. Alienasi diluas artinya oleh muridnya Marx, Jurgen Habermas. Yang membuat istilah ‘Alienasi Politik’ yang artinya orang-orang mengasingkan diri dalam dunia politik.
Marx menilai perlu dibangun kesadaran kelas, dari kesadaran palsu menjadi kesadaran kelas-kelas. Disamping itu, kajian Marx tidak terbatas hanya pada kesadaran, tapi Marx mengembangkan menjadi lebih luas dengan mengkaji Negara.
Bagaimana idealnya sebuah Negara maju. Distingsi antara kesadaran asli dan kesadaran palsu belum dijelaskan oleh sosiolog-sosiolog sebelumnya.
Bahwa, sebagian politisi ketika menjelang pemilihan mulai menampakkan pakaian atribut keagamaan ketika kampanye. Seolah-olah riil, namun, apakah dia benar-benar taat atau dia terkesan taat menjelang pemilihan? Itulah pentingnya pembawaan indeks bagi setiap individu yang mencirikan dirinya dengan pakaian tertentu.
Gagasan Karl Marx merupakan proyek pertempuran antara dua kelas, dibungkus dalam kerangka masyarakat yang berkelas. Sedangkan, Menurut Foucault, apa yang diperjuangkan manusia hari ini merupakan buah dari perjuangkan kelas-kelas. Akibat dari proyek kapitalis menghadapi masyarakat dari serbuan produk-produk yang membanjiri pasar dengan system kapitalis yang menjajah kehidupan.
Marx juga memfokuskan perhatian kepada masyarakat modern, mereka memiliki kesadaran kelas (konsep penting dari Karl Marx). Bagaimana Marx menggunakan konsep kesadaran kelas? Kesadaran kelas adalah kesadaran yang sebenarnya.
Bahwa Marx seorang Realis. Artinya, meyakini secara objektif kesadaran alamiah, tidak dibuat-buat. Kesadaran sesungguhnya adalah kesadaran kelas. Kesadaran yang seharusnya/sesungguhnya/kesadaran yang benar.
Karl Marx sebenarnya tidak betul-betul bebas nilai. Ekonomi kapitalis inilah yang memunculkan kesadaran palsu. Itu hanya mungkin terjadi dalam system kehidupan komunis.
Sebagian pihak menilai Marx merupakan tokoh kunci di sosiologi kritis. Ilmu sosial transformatif harus mengacu kepada Karl Marx. Tak mungkin menjadi sosiolog kalau tidak mengikuti gagasan Karl Marx, baik secara konsep maupun secara teori.
Max Weber
Lain halnya dengan Max Weber, lebih mengkaji tentang Rasionalitas. Yang dihadirkan oleh berkembangnya rasionalis. Rasionalitas dibutuhkan untuk terus berkembang.
Elektis, yaitu hubungan timbal-balik. Elektalis kian menguburkan kapitalis. Perkembangan ekonomi kapitalis telah menginspirasi banyak sosiolog lain. Mereka mempelajari organisasi, politik, dan petani. Bagaimana seharusnya bahwa pemilih yang baik adalah pemilih yang rasional menurut Max Weber.
Setumpuk ahli sosiologi mengembangkan gagasan rasionalitas yang dikembangkan oleh Max Weber dan dikembangkan juga oleh George Ritzer.
Ritzer meg-istilahkan dengan MC Donalisasi. Artinya masyarakat cepat saji. George Ritzer fokus perhatian pada teori sosiologi modern. Juga membicarakan rasionalitas formal. Bicara tentang birokrasi, penggunaan konsep rasionalitas dengan membicarakan birokrasi.
Tekankan topik untuk menunjukkan luasnya dan efektifnya konsep rasionalitas dalam masyarakat modern, baik konsep moditifikasi, alienasi dan konsep kelas. Dan ditangan Weber, konsep rasionalitas. Konflik, perilaku konsumen, pemberdayaan dapat diperbarui menjadi suatu konsep kekinian yang dikembangkan lagi oleh ahli-ahli selanjutnya.
Emile Durkheim
Emile Durkheim lebih menekankan fokus perhatian kepada teori pembagian kerja. Menggiring perhatian kepada diferensiasi sosial. Pentingnya diferensiasi sosial dalam masyarakat modern sebagaimana tertulis dalam buku Division Of Labour .
Pentingnya untuk memahami perdebatan pluralisme, disamping itu juga melihat sudut pandang diferensiasi kebudayaan, keyakinan agama dan sebagainya. Berkembang karena satu-kesatuan yang menjumlah menjadi lebih banyak kepada yang lebih beragam.
Kesadaran kolektif yang besar tidak lagi bekerja dan menjadi point penting. Bagaimana masyarakat terdiferensiasi secara sosial. Masyarakat modern dicirikan oleh dunia sosial yang ganda, Individualitas.
Durkheim menelaah kelompok dan kolektifitas berdasarkan kajian George Simmel yang berfokus kepada dampak uang. Durkheim memaknai pentingnya individualitas dan penghargaan terhadap individualitas.
Sedangkan George Simmel menyampaikan paradoks dalam masyarakat modern. Yang digerogoti kepenjaraan pikiran melalui sumbatan gagasan kemerdekaan individu. Konsep rasionalitas kebudayaan cenderung memandang orang modern adalah orang yang merasionalisasikan kebudayaan.
Mereka tidak bersedia lagi menjalani prosesi adat yang berbulan-bulan dan cukup dua hari saja. Habis itu selesai. Gagasan masyarakat modern tak ubahnya seperti apa yang dimaksud Anthony Giddens. Penghargaan terhadap diri, masyarakat dengan solidaritas mekanik, dan masyarakat dengan solidaritas organik. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Anthony Giddens Konsekuensi-konsekuensi Modernitas.
Bahkan, Pip Jones dalam bukunya Pengantar Teori-teori Sosial menekankan pada pentingnya mekanik modern dalam suatu masyarakat tradisional. Begitu juga dengan buku George Ritzer yang berjudul Teori Sosial Modern. Penghargaan terhadap diri sendiri, masyarakat dengan solidaritas mekanik dan organik.
Penekanan kepada individu dan masyarakat tanpa mengabaikan individu. Kekuatan tumpu kepada individu. Terdapat juga dalam sosiologi perkawinan, dalam pandangan masyarakat jodoh ditentukan oleh orang tua, tapi bagi masyarakat modern jodoh ditentukan oleh pilihan individu. Bagaimana tekanan kepada individu dan kepada masyarakat.
Ketegangan antara individu dengan masyarakat itulah yang sering menyebabkan konflik horizon antar masyarakat. Maka, diperlukan suatu tata-kelola system yang dapat menampung setiap keluhan dan percikan kemungkinan konflik yang bisa terjadi.