Benarkah jika Subsidi Listrik 450 VA Dicabut Negara akan Untung 22 Triliun? Simak Disini!
Seruan.id - Pemerintah Republik Indonesia, melalui Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana kini tengah merumuskan skema subsidi listrik yang akan diimplementasikan pada tahun 2020 mendatang.
Kabarnya, kebijakan tersebut dirumuskan berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan asumsi makro ekonomi tahun depan dimana pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen dan inflasi naik 3 persen.
Selain itu nilai tukar rupiah Rp. 14.450 per Dollar AS dan pergerakan harga minyak mentah (ICP) sebesar 50 dolar AS per barel.
Apabila tidak ada reformasi skema subsidi listrik 450 VA, maka dijamin negara akan menghabiskan uang Rp. 61,09 triliun.
"Kalau sekiranya pemilahan ini bisa dijalankan, maka proyeksi subsidi listrik yang tadinya Rp. 61,09 triliun bisa berkurang menjadi Rp.39 triliun," terang Rida.
Bahkan Rida menjelaskan bahwa pencabutan subsidi listrik golongan 450 VA yang menyasar 15,2 juta pelanggan akan menghemat belanja negara sebesar Rp. 22,12 triliun.
"Dengan angka 15,2 juta pelanggan tersebut, maka penghematan belanja negara bisa mencapai Rp. 22,12 triliun," pungkasnya.
Namun sebelum mengimplementasikan skema subsidi baru, nantinya mereka perlu melakukan sosialisasi dan edukasi terlebih dahulu terhadap masyarakat agar tidak mendapat penolakan dari masyarakat seperti yang pernah terjadi pada tahun 2017 silam.
"Ini memerlukan sosialisasi dan edukasi lebih awal karena jumlahnya banyak. Pengalaman kami tahun 2017, saat memilah pelanggan 900 VA itu ada effort khusus," ujar Rida.
Berdasarkan data pada 2020 disebutkan bahwa tercatat sebanyak 24,49 juta pelanggan golongan 450 VA dan 32,48 juta pelanggan golongan 900 VA dengan total subsidi hingga Rp. 47,05 triliun.
