Anak Meninggal dan Istri Driver Ojol Masuk Rumah Sakit setelah Makan Pesanan dari Wanita Misterius
Seruan.id - Viral kejadian, Seorang anak tukang ojek online (Ojol) meninggal dunia setelah menyantap sate bakar yang dibawa bapaknya. Bandiman, nama si bapak itu, membawa paket sate tersebut untuk anak dan istrinya karena dianggap mubazir.
Ceritanya, ia mengantarkan sate pesanan secara offline dari seorang wanita misterius. Ternyata yang menerima pesanan bernama Tomy tak merasa telah memesan. Karena merasa tak memesan sate, Tomy memberikan sate tersebut.
Bandiman tentu saja tak berprasangka buruk, mau mengembalikan sate tersebut kepada pengirim, ia tak tahu alamatnya. Wanita si pengirim sate itu tiba-tiba menghampirinya tanpa meninggalkan jejak. Bandiman sendiri tak menolak karena berprasangka baik.
Kini polisi tengah mendalami kasus itu dan mencari tahu siapa sebenarnya sang wanita misterius tersebut.
Adapun bocah naas yang meninggal dunia karena menyantap sate dari ayahnya berinisial NFP, berusia 10 tahun. Ia tinggal di Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
Meninggal dunia pada Minggu (25/4/2021)
NFP masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) Muhamadiyah IV Karangkajen, Sewon, Bantul. Siswa kelas empat itu meninggal dunia setelah menyantap sate pemberian orang tak dikenal yang diterima oleh ayahnya yang bekerja sebagai pengemudi Ojol.
Kepala Sekolah SD Muhamadiyah IV Karangkajen, Jawadi mengatakan, dirinya mendapat kabar jika salahsatu anak didiknya telah meninggal dunia sekitar pukul 18.15 WIB.
Ia ditelepon oleh seorang staf sekolah di SD Muhamadiyah IV Karangkajen yang mengabarkan bahwa murid berinisial NFP dinyatakan meninggal karena keracunan. Saat itu juga, Jawadi meminta para guru untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Begitu dipastikan ternyata memang betul. NFP sudah meninggal karena keracunan," katanya, saat ditemui Tribunjogja.com, Senin (26/4/2021)
Jawadi sempat tidak percaya, karena menurut pengetahuan yang dimilikinya jika seseorang keracunan terhadap makanan tidak mungkin bereaksi sangat cepat.
"Kalau keracunan makanan itu gak mungkin langsung meninggal. Anak itu kan meninggalnya pas ketika di jalan menuju rumah sakit. Tapi ya sekarang masih diselidiki polisi," jelas Jawadi.
Kronologi Kejadian
Jawadi mengatakan, pada Minggu sore, NFP masih terlihat mengikuti kegiatan pengajian yangmana diadakan di sebuah masjid tak jauh dari tempat dirinya tinggal, Saat menjelang magrib, NFP izin untuk pulang karena berniat untuk buka puasa bersama bapak dan ibunya di rumah.
Magrib itu bapaknya pulang bawa makanan, bawa sate. Setelah itu dimakan bersama-sama, dan tak lama ibu dan NFP itu keracunan.
Ditemui secara terpisah, orang tua NFP, Bandiman masih terlihat syok atas kejadian yang menimpa pada keluarganya pada Minggu sore. Pria yang akrab disapa Bandi itu menjelaskan, kronologi awal kejadian itu bermula ketika dirinya habis istirahat dan seusai menunaikan Salat Ashar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta.
Tiba-tiba Bandi dihampiri oleh perempuan tak dikenal dan ia dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate bakar ke wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut. Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama pak Hamid," ungkap dia.
Sesampainya di alamat yang ada pada tujuan penerima paket, Bandi segera menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yang diberikan oleh perempuan yang ia temui di masjid. Telepon Bandi pun direspon oleh Tomy. Namun terjadi proses konfirmasi yang cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.
"Saya tanya, lah ini paket sudah sampai alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa kamu saja pak, buat buka puasa," terang dia.
Setelah pemilik rumah yang enggan menerima paket kiriman misterius tersebut, Bandi kemudian pulang menuju rumah dengan membawa satu paket sate bakar.
Sesampai di rumahnya, istrinnya yang bernama Titik Rini dan NFP kemudian membuka paket sate bakar yang dibawa oleh Bandiman. Bandiman, beserta istri dan NFP kemudian memakan sate tersebut. Tak berselang lama, NFP yang memakan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yang pahit.
"Pas saya makan itu gak apa-apa. Ternyata racunnya itu ditaruh dibumbunya. Anak saya bilang bumbunya pahit. Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.
Karena panik Bandi lalu membawa putranya ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, NFP sudah tak dapat ditolong lagi.
"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit. Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium itu katanya racunnya lebih kuat dari racun pupuk pertanian," pungkasnya.
Komentar Pakar UGM
Kasus kematian dari NFP bocah berusia 8 tahun, siswa SD yang meninggal akibat memakan sate menarik perhatian. Diduga, NFP dan ibunya memakan sate yang berisi racun sehingga bereaksi cepat ke dalam tubuh.
“Betul, NFP memang meninggal karena racun,” ungkap dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF kepada, Senin (26/4/2021).
Namun, ia mengakui, sulit untuk mengetahui jenis racun apa yang terkandung di sate itu jika hanya membaca dari berita.
“Kita harus tahu gejalnya dulu. Harus lengkap,” tuturnya lagi.
Gejala tersebut kemudian akan dihubungkan dengan hasil pemeriksaan yang ada pada korban serta hasil uji sampel dari sisa makanan. Saat ditanya apakah mungkin racun yang digunakan mirip dengan sianida, Lipur enggan untuk berspekulasi. Menurutnya, apa yang terjadi menimpa NFP harus menunggu pernyataan resmi dari aparat dan sebaiknya tidak berasumsi.
“Tetap harus nunggu dari hasil lab ya, biar bisa dipastikan,” tandasnya
Tunggu Hasil Lab
Kompol Suyanto selaku Kapolsek Sewon menyebutkan pihaknya masih akan menunggu hasil laboratorium makanan. Sisa dari sate yang dikonsumsi oleh Naba sudah dikirimkan ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium. Dugaan dari makanan, makanya kami menunggu hasil pemeriksaan makannya. Saat ini masih belum keluar (hasil laboratorium), mungkin tidak lama lagi," katanya, Selasa (27/04/2021).
Polsek Sewon Menyebutkan jika pihaknya tidak akan melakukan autopsi jenazah bocah 8 tahun itu. Hal tersebut karena pihak keluarga keberatan. Sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium keluar, pihaknya akan melakukan pendalaman pemeriksaan terhadap kasus ini.
Salah satunya dengan mengambil keterangan dari saksi-saksi. Dan hingga saat ini sudah ada sekitar empat saksi yang akan diperiksa. Saksi tersebut berasal dari keluarga korban dan juga dari penerima makanan yang asli (Tomy).
"Saksi sudah kami ambil keterangan, dari keluarga korban termasuk orangtua, kemudian penerima makanan itu. Kan istrinya di rumah, kemarin ayah korban kan bertemu dengan istri Tomy dulu sebelum akhirnya dibawa pulang," terangnya.
Jajaran kepolisian juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, termasuk juga di lokasi pertama Bandiman, ayah korban menerima pesanan offline.
"Kami sudah cek ke sana dengan INAFIS juga dengan puskemas. Kita cek apakah ada kemungkinan CCTV yang merekam, karena di sana banyak sekali pohon-pohon," tambahnya.