Saingi Gunung Toba, Nyawa 100 Juta Manusia akan Terancam jika Gunung ini Meletus
Seruan.id - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ilmuwan asal Jepang, Yoshiyuki Tatsumi di Kaldera Bawah Laut di dekat Kepulauan di Jepang berhasil menemukan temuan baru yang mengejutkan. Dimana tim peneliti tersebut menemukan sebuah kubah lava yang berisi delapan triliun lahar.
Kubah gunung berapi yang berjarak sekitar 50 kilometer di Selatan Pulau Kyushu tersebut memiliki diameter berukuran hampir 10 kilometer dan tinggi lebih dari 600 meter yang saat ini masih berbentuk batuan solid.
Para ilmuwan meyakini bahwa termuan mereka tersebut memiliki kaitan dengan legenda letusan Gunung Kikai pernah meletus antara 6.000 hingga 7.000 tahun lalu dan diyakini menjadi salah satu letusan super vulkanis yang pernah terjadi di muka bumi.
Berdasarkan penjelasan dari Yoshiyuki, letusan super vulkanis tersebut pun menyebabkan aliran piroklastik, yakni aliran cepat berisi gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan.
Aliran piroklastik tersebut dijelaskan berembus hingga sejauh 80 kilometer dan menyebarkan abu gunung berapi hingga radius 1.000 kilometer melintasi laut ke arah sebagian wilayah di Asia Timur.
Saat ini, ia bersama timnya meyakini bahwa sistem vulkanis tersebut masih aktif dan berisiko memicu aktifitas erupsi dahsyat pada era modern ini.
Jika benar meletus, kaldera raksasa ini akan menjadi bencana bagi 100 juta orang yang berada di Asia Pasifik, khususnya mereka yang tinggal di kawasan Timur jauh, seperti Jepang, Semenanjung Korea, dan China.
Walaupun untuk saat ini mereka belum bisa memastikan tahun pastinya, namun beberapa kali gunung berapi bawah laut berusia 95.000 tahun ini telah menunjukkan eksistensinya.
Beberapa kali tercatat gunung tersebut mengeluarkan uap dan debu vulkanis di era modern ini, yakni pada tahun 2013 dan 2014 silam.
Para peneliti menghawatirkan jika kaldera raksasa ini meletus, maka semburan uap dan gas yang keluar akan memberi dampak serius pada iklim global. Dimana suhu bumi akan turun beberapa derajat dan akan hal tersebut akan memicu anomali cuaca.
Tentunya jika anomali cuaca terjadi, maka keselamatan penduduk bumi akan terancam. Bencana gagal panen akan menghantui kawasan Asia Pasifik dan kemungkinan akan menyerang hampir seluruh bagian dunia.