Kriminal, Seruan.id – Marcos Paulo da Silva, seorang narapidana asal Brazil yang telah dipenjara sejak tahun 1995 karena terbukti melakukan pencurian yang meresahkan masyakarat. Pada saat itu, Marcos masih remaja dan telah dikurung selama 25 tahun lamanya.
Hebohnya, selama kurang lebih 25 tahun dipenjara, diketahui Marcos telah melakukan pembunuhan kepada 25 orang narapidana lainnya tanpa merasa bersalah dan penyesalan.
Parahnya lagi, Napi yang kini telah berusia 42 tahun itu tak pernah segan-segan memenggal dan memutilasi sesama tahanan lainnya di dalam penjara jika ia merasa tidak dihargai.
Sampai saat ini Marcos memang belum disidang atas segala perbuatannya. Namun kabar terbaru, berbagai dakwaan diketahui telah menjerat Da Silva dengan konsekuensi hukuman penjara setidaknya hingga 217 tahun kedepan atau seumur hidup.
“Sama sekali tidak menyesal sudah membunuh orang-orang ini,” ujar Marcos kepada hakim saat ditanyai, dikutip dari artikel The Sun yang terbit pada Selasa, (27/10/2020).
Marcos menambahkan bahwa napi yang ia penggal terlalu bar-bar. Mereka telah merundung dan mengambil keuntungan dari tahanan lain, serta ada juga yang memerkosa dan mencuri dari napi lainnya.
Lebih lanjut, Marcos menceritakan bagaimana ia pernah membunuh 5 napi sekaligus saat ia dimasukkan ke dalam Penjara Serra Azul, Sao Paulo pada tahun 2011 lalu.
Pada saat insiden pembunuhan, ia menggunakan alat pemadam kebakaran untuk menjatuhkan kelima napi sebelum memenggal para napi tersebut dengan pisau yang ia buat sendiri.
“Saya benar-benar menyukai ini. Mereka masih terlalu sedikit. Saya ingin membunuh lebih banyak lagi,” teriak Marcos sambil melakukan aksinya saat itu.
Diketaui, Marcos yang dipenjara semenjak ia berusia 18 tahun pernah bergabung dengan sebuah geng bernama Primero Comando da Capital atau yang biasal dikenal dengan PCC.
Dari keterangan masyarakat setempat, PCC disebut sebagai organisasi kejahatan terbesar yang ada di Brazil. Saat ini geng PCC telah mempunyai anggota sebanyak 20.000, dimana 6.000 diantaranya bersebar dibeberapa penjara.
Belum diketahui alasannya yang pasti, namun belakangan diketahui bahwa Marcos telah meninggalkan geng tersebut dan memimpin salah satu kelompok kriminal yang menjadi rival berat PCC.
Salah satu sipir penjara mengatakan bahwa semakin banyak Marcos membunuh narapidana, maka semakin banyak pula penjara yang menginginkan Marcos.
Pakar psikolog mengatakan bahwa sebenarnya Marcos tidak memiliki kelainan jiwa dengan kebiasannya membunuh narapidana. Namun, ia punya kelainan pribadi yang membuatnya harus segera mendapat perawatan.