Seruan.id – Kabar marahnya Pimpinan Mabes TNI AD semakin
memuncak lantaran ditemukannya 20 prajurit yang terindikasi LGBT dan pengadilan
militer dengan gampangnya membebaskan keduapuluh pajurit tersebut.
Lebih parahnya lagi, mereka tidak dipecat dari instansi
tempat mereka bekerja.
Hal ini diketahui lantaran Ketua Kamar Militer Mahkamah
Agung (MA) Mayjen (Purn) Burhan Dahlan bahwa ada kelompok LGBT di tubuh
TNI-Polri.
Ia membeberkan hal tersebut saat memberikan pembinaan teknis
dan administrasi yudisial kepada para hakim militer se-Indonesia pada Senin,
(12/10/2020) lalu.
Pada saat pembinaan tersebut, Mabes TNI AD dengan sengaja mengajak
Burhan Dahlan untuk berdiskusi mengenai hal tersebut dan menguak semua masalah
LGBT yang terjadi pada tubuh TNI-Polri.
“Ternyata mereka (pimpinan TNI AD) sampaikan ke saya sudah
ada kelompok-kelompok baru, kelompok persatuan LGBT TNI-Polri,” terang Burhan
Dahlan.
“Di kelompok itu, pimpinannya Sersan. Adapun anggotanya ada
yang letkol. Ini unik tapi kenyataan,” lanjut Dahlan.
Saat ditanyai penyebabnya, Dahlan menjelaskan bahwa
kemungkinan fenomena LGBT yang terjadi di tubuh TNI-Polri terjadi akibat adanya
pengaruh dalam pergaulan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, ia mengatakan bahwa ada juga Anggota TNI-Polri
yang terjebak LGBT karena sering menonton video mengenai pasangan sesama jenis.
“Ini telah membentuk perilaku yang menyimpang, termasuk di
dalamnya adalah keinginan melampiaskan libido terhadap sesama jenis,” terangnya
Dahlan.
“Ada yang melibatkan dokter yang pangkatnya Letnan Kolonel,
ada yang lulusan Akademi Militer (Akmil) yang berarti Letnan dua atau satu,”
jelasnya lagi.
Pimpinan Mabes TNI-AD Marah Besar
Setelah membahas hal tersebut secara dalam, Pimpinan Mabes
TNI-AD terlihat sangat marah saat itu.
Ia sangat marah sebab 20 prajurit TNI yang terlibat kasus
LGBT tersebut dibebaskan oleh majelis hakim pengadilan militer begitu saja.
“Ada 20 berkas perkara yang masuk ke peradilan militer
persoalan hubungan sesama jenis antara prajurit dengan prajurit,” ujar Dahlan.
Dahlan sendiri memaklumi kemarahan Pimpinan Maber TNI-AD
tersebut, lantaran TNI mengemban tugas untuk menjaga pertahanan negara dan
tidak sepantasnya melakukan hal memalukan seperti itu.
“Jika dalam pelaksanaan tugas tersebut prajurit memiliki
kebiasaan yang menyimpang. Bagaimana prajurit bisa menjalankan tugas dengan
baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dahlan menjelaskan bahwa adapun 20 prajurit
yang terindikasi LGBT tersebut tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Diantaranya
Makassar, Bali, Medan, dan Jakarta.
“Makassar banyak, Bali ada, Medan banyak, Jakarta banyak
sekali,” terangnya.