Ekonomi, Seruan.id – Akibat dari pandemi Covid-19 yang
berkepanjangan, Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi bahwa jumlah
pengangguran dan penduduk miskin di Indonesia akan terus menambah sepanjang
tahun 2020.
“Pada tahun 2019, persentase penduduk miskin kita terus
mengalami penurunan di 9,22 persen dan itu menjadi angka persentase penduduk
miskin terendah di dalam sejarah Republik Indonesia sendiri,” ujar Sri Mulyani
dalam video konference Raker Komite IV DPD RI membahas RUU Pelaksanaan APBN 2019 dan RAPBN 2021, pada Rabu,
(09/09/2020).
“Namun kita akan lihat tahun 2020 dimana kita menghadapi
tantangan akibat Covid-19 yang akan menyebabkan peningkatan dari sisi kenaikan
penduduk miskin dan tingkat pengangguran,” tambah Sri Mulyani.
Padahal pada tahun 2019, hal tersebut sudah tercatat dalam
pencapaian ekonomi Indonesia, dimana pada saat itu tingkat pengangguran
Indonesia mengalami penurunan di 5,28 persen.
“Ini adalah tingkat pengangguran terendah dalam 5 tahun
terakhir, lalu dari sisi indeks pembangunan manusia Indonesia mengalami
peningkatan di 71, 92 dibanding tahun 2018 yang hanya 71,39,” terangnya.
Demikian juga dengan persentase penduduk miskin di tahun
2019 yang mengalami penurunan di angka 9,22 persen dari sebelumnya di angka
9,66 persen pada tahun 2018.
Dan pada tahun ini, Sri menyebut kasus Covid-19 yang sudah
mencapai 190.655 kasus masih menjadi senjata utama penyebab meningkatnya angka kemiskinan
di Indonesia.
“Tahun 2020 kita mengalami kontraksi -5,32 persen, ini
akibat pelaksanaan berbagai langkah-langkah penyebaran Covid-19 melalui PSBB
yang kemudian melemahkan sisi komsumsi, investasi dan ekonomi dunia juga
mengalami kontraksi yang luar biasa sehingga ekspor melemah,” ujar Sri.
Walaupun demikian, Sri Mulyani juga menegaskan bahwa
pemerintah akan terus berupaya mendorong pemerataan kebutuhan dasar masyarakat
seperti ketersediaan pangan dan papan, fasilitas kesehatan dan fasilitas
pendidikan.
Pemerintah yakin, dengan memerhatikan hal-hal tersebut akan
memperbaiki indikator kesejahteraan masyarakat Indonesia secara perlahan.
Sri juga meyakini, jika pertumbuhan ekonomi diiringi dengan
kondisi makro-ekonomi yang stabil pada tahun 2021 maka akan menjadi momentum
positif bagi pemerintah.
Dimana fokusnya dalam menurunkan indikator kemiskinan dan
ketimpangan setelah terjadi peningkatan di tahun 2020 akibat dampak dari
pandemi Covid-19.
“Berbagai program pemerintah, khususnya perlindungan sosial
dan insentif dunia usaha diharapkan dapat mendukung penurunan tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran,” terang
Sri Mulyani pada rapat paripurna di DPR RI, Jakarta, pada Selasa, (01/09/2020).