"Tinggi material longsor yang menimbun jalan tersebut ada sekitar dua meter dan panjang 25 meter," sebut Mayuni selaku Wali Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu, pada Rabu (9/9/2020).
Mayuni juga mengatakan, akses jalan yang putus tersebut, yaitu dari Koto Bangko yakni pusat pemerintahan nagari setempat dan tidak dapat dilewati kendaraan baik roda empat maupun roda dua.
"Hingga sekarang masih belum bisa dilewati akse tersebut," ujarnya.
Mayuni menyebutkan, bahwa melihat kondisi longsor tersebut, menurutnya pembersihan materialnya sulit dilakukan dengan cara manual atau tenaga manusia sehingga harus dengan alat berat.
"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun puluhan KK terisolasi dan tidak ada jalur alternatif untuk menuju lokasi rumah warga di daerah tersebut," ucapnya.
Warga di derah tersebut sebagian besar berprofesi sebagai petani, dan jalan itu merupakan akses mereka untuk membawa hasil pertaniannya.
Maka dari itu, Mayuni sangat berharap pihak terkait segera membantu membersihkan material longsor tersebut sehingga akses warga dapat kembali normal seperti biasa.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman, Budi Mulya menyebutkan, bahwa ia telah memerintahkan anggotanya untuk meninjau lokasi dan menjalin komunikasi dengan pemerintah nagari setempat.
"Anggota sedang di jalan ke sana, untuk melihat dulu langkah apa yang bisa diambil untuk menangani hal itu," jelasnya.
Namun, lanjutnya pihaknya sekarang keterbatasan anggaran untuk menggunakan alat berat guna membersihkan material longsor.
"Sekarang dana untuk alat berat kosong. Dana di BPBD juga dipotong saat refocusing (efisiensi), padahal bencana banyak," katanya.
Meski demikian kata Budi, seandainya memang dibutuhkan alat berat pihaknya akan meminta bantuan kepada pekerjaan umum (PU).