Sayangnya akhir akhir ini di dunia maya seringkali bermunculan informasi atau berita palsu baik itu di sosial media ataupun dari sebuah website. Hoax tersebut disebarkan oleh oknum tidak bertanggung jawab guna memberi informasi yang menyesatkan.
Setiap kali ada kejadian atau ada isu baru pasti ada hoax di sampingnya. Tak luput juga bencana wabah virus corona menjadi bahan hoax yang sangat merajalela belakangan ini.
Seperti dilansir channel YouTube detikNews pada Rabu, (09/04/2020) bahwasannya Kominfo sudah menemukan 474 isu hoax di Facebook sampai YouTube. Jika tidak ada kehati-hatian kita dalam menyaring informasi di dunia maya kitapun akan sangat mudah termakan hoax, bahkan ikut menyebarkan informasi palsu tersebut. Tentunya itu akan sangat merugikan bagi kita semua.
Seperti informasi yang terdapat pada situs kominfo bahwasannya ada beberapa cara sederhana dalam mengidentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli. Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho menyebutkan ada lima langkah sederhana yang bisa kita praktikan.
1.Berhati hati dengan judul provokatif
Berita dengan judul yang menarik memang akan bisa memancing banyak orang untuk membacanya. Namun kebanaran dari judul tersebut tanpa kita sadari memiliki unsur provokatif. Judul yang provokatif memang sedikit sulit untuk dibedakan, itu dikarenakan pembuat berita mengambil isi dari berita di media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki pembuat hoax.
2. Cermati alamat situs
Kita sering kali menjumpai tautan yang dibagikan di media sosial seperti facebook, Instagram, Twitter, Maupun YouTube. Namun kebanyakan tautan yang dibagikan tersebut bukan dari situs resmi yang telah terverifikasi sebagai situs resmi. Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs yang ada di Indonesia telah mengklaim sebagai portal berita. Namun sebenarnya hanya ada tidak lebih dari 300 situs yang terverifikasi sebagai situs berita resmi. Artinya ada sekitar puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan hoax.
3. Periksa fakta
Sebaiknya kita jangan cepat percaya kepada berita yang beredar di dunia maya. Perhatikan dulu dari mana berita tersebut berasal, apakah dari institusi resmi seperti Polri, atau KPK. Jika informasi tersebut berasal dari pegiat ormas, tokoh politik atau pengamat, lebih baiknya kita mencari informasi dari sumber yang terpercaya.
4. Periksa keaslian foto
Foto dan video juga sangat mudah untuk dimanipulasi, terkadang banyak dari orang awam akan cepat percaya jika sebuah informasi itu memiliki lampiran foto ataupun video. Padahal belum tentu juga foto atau video itu benar benar asli atau hasil manipulasi. Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan menggunakan mesin pencarian google. Setelah kita menemukan foto yang serupa kita tinggal membandingkan mana yang asli dan mana yang manipulasi.
5.Ikut serta dalam grup diskusi anti hoax
Kita bisa mencari di Facebook fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Di grup ini kita bisa bertanya apakah suatu informasi merupakan hoax apa bukan.
Untuk itu ada kalanya jika kita turut serta berpartisipasi dalam memberantas hoax dengan bebrapa cara simpel. Jika kita menemukan informasi hoax tersebut di Facebook, kita bisa gunakan fitur report status dan katagorikan sebagai informasi palsu.
Jika kita menemukan informasi di Google kita bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan. Untuk Twitter dan Instagram kita bisa menggunakan fitur report untuk melaporkan informasi palsu tersebut.
Kemudian kita juga bisa mengadukan konten negatif ke Kominfo melalui alamat e-mail aduankonten@mail.kominfo.go.id. Semakin banyak aduan terhadap konten atau informasi negatif tersebut maka pihak penyedia layanan sosmed yang bersangkutan akan memblokir dan menghapus konten tersebut.
Itulah beberapa tips supaya kita terhindar dari informasi hoax. Perlu kita ingat bahwa jangan sampai kita menebarkan informasi hoax karena akan merugikan pihak yang menjadi korban fitnah hoax tersebut.