Diterpa dua kali ledakan secara beruntun pada Selasa, (04/08/2020),
gambar di atas memperlihatkan bagaimana kondisi Ibu Kota Lebanon, Beirut. Diketahui
ledakan dahsyat tersebut menewaskan setidaknya 100 orang dan melukai ribuan
orang lainnya.
Hingga kini tim penyelamat masih bekerja sepanjang waktu untuk
mencari korban dalam insiden ledakan yang menghancukan Ibu Kota Lebanon
tersebut.
Ledakan yang terjadi berdampak merugikan seluruh warga ibu
kota setara dengan gempa bumi dahsyat. Ribuan penduduk kehilangan tempat
tinggal dan materi berharga lainnya dan saat ini mereka sedang mendapat
perawatan di rumah sakit.
Mendengar kabar memilukan tersebut, Gubernur Marwan Abboud
tidak kuat menahan air matanya dan langsung bergegas untuk survey ke lokasi
kejadian.
“Beirut kini sudah menjadi kota yang hancur” terang Marwan
menahan airmatanya yang bersusuran.
Pada saat kejadian, ia mengaku hanya berada sekitar 450
meter dari ground zero. Meski demikian, dia juga merasakan hempasan angin yang
kuat oleh ledakan.
“Ini benar-benar momen yang mengerikan. Saya belum pernah
melihat yang seperti ini sejak perang berkecamuk,” ujar Marwan.
Korban yang terdampak hanya bisa berlari ketakutan dengan
lumuran darah di sekujur tubuhnya. Menangis dan hanya bisa mengamati runtuhan
di sekitar mereka.
“Saya kira kami tidak akan melewati yang lebih buruk lagi
dan saya tidak yakin bagaimana negara ini akan bangkit kembali setelah
sebelumnya diserang Covid-19,” isak salah seorang warga.
Perdana Menteri Tidak Terima
Perdana Menteri Hassan Diab tidak terima dengan yang terjadi
pada Ibu Kota negaranya dan berjanji akan melakukan penyelidikan lebih lanjut
atas insiden ledakan tersebut.
“Tidak bisa diterima, insiden ini harus di usut sampai ke
akar-akarnya,” tegas Hassan.
Apalagi setelah 2.750 ton amonium nitrat dan bahan kimia
yang biasa dipakai sebagai bahan pupuk menghancurkan ibu kota tersebut.
Padahal bahan-bahan kimia tersebut disimpan pada tempat yang
sangat aman di gudang yang terletak pada pelabuhan selam enam tahun terakhir.
“Mereka yang bertanggungjawab atas bencana ini harus
membayar akibatnya,” tegasnya.