Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin mengatakan bahwa pondok pesantren berpotensi jadi klaster baru penyebaran Covid-19 jika dalam pelaksanaan penerimaan kembali santri tidak dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan.
Penyebaran virus corona di pondok pesantren berpotensi menyebar dengan sangat cepat karena pada umumnya para santri dan pengasuh datang dari berbagai daerah, sehingga perlu dipastikan kesiapan dan sarana kesehatan untuk menerima kembali para santri ke asrama.
"Pesantren ini kan kalau tidak dipersiapkan, ini bisa bahaya. (Misalnya) Datang anak, kemudian ada yang terpapar; maka itu bisa menjadi klaster baru di pesantren itu," tambahnya.
Dia mengatakan potensi penyebaran yang cepat itu dikarenan pada pesantren, umumnya kamarnya berdempet-dempetan.
"Pesantren kan banyak yang tempatnya dempet-dempetan, (ada yang) satu kamar itu mestinya lima orang tapi dipakai untuk 15 orang. Saya kan alumni pesantren, jadi tahu, memang pesantren itu kan begitu apa adanya," paparnya.
Oleh karena itu, sebelum masuk, tempat dan para santri dipastikan steril terlebih dahulu. Dia meminta seluruh pengurus pesantren mematuhi protokol kesehatan ketika ingin memulai kembali kegiatan belajar mengajar. Pengurus pesantren juga diminta melakukan rapid test terlebih dahulu untuk memastikan tidak terinfeksi.
Pengaturan kamar juga perlu diperhatikan agar sesuai dengan protokol kesehatan.
"Oleh karena itu, pertama, yang masuk harus steril, jadi harus di-rapid test dulu bahwa dia tidak terinfeksi. Kemudian ada tempat cuci tangan dan sebagainya, kamarnya diatur dengan baik. Kalau tidak begitu, maka pesantren bisa menjadi klaster baru untuk COVID-19," ujarnya.