Gufron Mabruri mendorong Menteri Pertahanan dan Keamanan,
Prabowo Subianto untuk menghentikan niatnya membeli pesawat tempur bekas dari
Austria.
Wakil Direktur Imparsial tersebut menilai rencana pembelian 15
pesawat tempur jenis Eurofighter Typhoon bekas Angkatan Bersenjata Austria
tersebut berpotensi menimbulkan masalah bagi Angkatan Indonesia di masa
mendatang.
“Hal tersebut dapat menimbulkan risiko kecelakaan bagi
Prajurit TNI dan menimbulkan masalah akuntabilitas anggaran pertahanan,” terang
Gufron.
Menurutnya, Pemerintah harus belajar dari pengalaman dari
masa lalu, dimana pada saat membeli alutsista bekas, baik itu pesawat, kapal,
tank, dan yang lainnya. TNI selalu mendapati sejumlah problem teknis dan
beberapa kali berujung pada kecelakaan.
“Pengadaan alutsista tidak hanya akan mendukung upaya
pertahanan Indonesia. Juga harus mampu mencegah masalah-masalah baru di masa
depan,” Ujar Gufron dilansir dari VOA, pada Rabu (22/07/2020).
Ia meyakini, tidak adanya standar harga yang pasti bisa
memicu terjadinya penyimpangan pada saat transaksi pembelian. Terlebih, Survey
Transparency International mengenai “Goverment Defence Anti-Corruption Index
2015” menunjukkan risiko korupsi pada sektor militer atau pertahanan di
Indonesia masih tergolong tinggi.
“Dalam survey tersebut, risiko korupsi sektor militer atau
pertahanan di Indonesia masih tergolong tinggi dengan nilai D, setara dengan
negara-negara seperti Namibia, Kenya, dan Bangladesh,” tambah Gufron.
Imparsial juga mencatat pengadaan pesawat tempur Eurofighter
Typhoon juga pernah tersangkut isu dugaan suap dan kritik tajam di dalam negeri
Austria.
Pada tahun 2017, Pemerintah Austria melayangkan gugatan
kepada Airbus ke Pengadilan Munich, Jerman, atas dugaan suap yang dilakukan
perusahaan pembuat pesawat tempur Eurofighter Typhoon ini kepada pejabat
Austria.
Pemerintah Austria menyatakan bahwa mereka mengalami
kerugian sebesar USD 1,7 juta dari total kontrak pembelian sebesar USD 2,4
miliar.
Kasus ini berakhir dengan adanya kewajiban Airbus untuk
membayar denda sebesar USD 99 juta. Tidak sampai hanya disana, Airbus juga
disebutkan masih menghadapi proses hukum terkait dengan dugaan penipuan dan
korupsi di Pengadilan Austria.
Oleh karena itulah, Imparsial mendorong Menteri Pertahanan
Prabowo Subianto untuk membatalkan rencana pembelian pesawat tempur Eurofighter
Typhoon bekas Austria.
Source: VOA Indonesia