Memiliki rumah di kota-kota besar adalah idaman setiap
orang, baik itu anak muda, maupun orang tua. Bagaimana tidak, akses dan
fasilitas yang tersedia di kota-kota besar memang sangat berbeda jauh dengan
yang ada di kota-kota kecil terlebih yang ada di desa-desa, bagai langit dan
bumi.
Namun, apakah sobat setia Seruan.id tahu bagaimana
perbandingan harga rumah di Indonesia dengan harga rumah di negara-negara maju
top dunia?
Jika dipikir-pikir pasti harga rumah di Indonesia bakal jauh
lebih murah jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Amerika,
Inggris atau bahkan negara tetangga maju seperti Singapura.
Nyatanya berbanding terbalik, harga rumah di Indonesia jauh
lebih mahal dibanding negara-negara maju tersebut. Kali ini bisa kita lihat,
Jakarta sebagai perbandingannya.
Harga rumah di Ibu Kota Jakarta jauh lebih mahal dibanding
harga rumah di kota-kota dunia lainnya, seperti New York, Singapura,Tokyo,
bahkan kota-kota besar seperti, London, Bangkok, dan Kuala Lumpur.
Perbandingan ini dibuat berdasarkan rasio perhitungan harga
rumah terhadap pendapatan (income) menurut riset World Bank Time to Act 2019
yang dikutip dari Jakarta Property Institute.
Menurut Wendy Haryanto selaku Executive Direktor Jakarta
Property Institute, tingginya harga rumah di Jakarta diakibatkan oleh rumit dan
mahalnya ongkos birokrasi yang ada.
“Ongkos birokrasi tinggi yang menyebabkan harga rumah
demikian mahal dan terus naik,” terang Wendy dalam konferensi virtual pada,
Kamis (09/07/2020).
Menurut pemaparannya, ongkos birokrasi tersebut mengcakup
proses perizinan seperti izin mendirikan bangunan (IMB) dan rendahnya peringkat
kemudahan berbisnis (ease of doing business).
Selain mahalnya ongkos birokrasi, ada faktor lain yang juga
mempengaruhi mahalnya harga rumah di Jakarta;
Adanya beberapa pembatasan terhadap izin membangun, terutama
dalam hal memperluas atau menambah koefisien lantai bangunan (KLB) yang belum
mengikuti dinamika aktual dan kebutuhan pasar.
“Jika para pengembang ingin memenuhi pasar dengan membangun
properti tertentu, mereka harus membayar konpensasi dengan harga tinggi,”
tambah Wendy.