Kapal berbendera China, Lu Huang Yuan Yu 118, diamankan di perairan Kepri (dok. TNI AL)
Seorang
anak buah kapal (ABK) asal Indonesia ditemukan dalam kondisi tewas disebuah
kapal nelayan China yang diamankan oleh Tim Gabungan Polda Kepri, TNI AL, BIN
Daerah, Bakamla, Bea Cukai dan KPLP di perbatasan perairan Indonesia-Singaputa.
Jasad
WNI tersebut ditemukan disimpan didalam sebuah Freezer di salahsatu kapal
berbendera China yaitu Kapal Ikan Asing Lu Huang Yuan Yu 117 dan 118. Saat ditemukan,
kondisi jenazah masih berpakaian lengkap dan diselimuti.
Hal tersebut
disampaikan oleh komandan Lantamal IV Tanjung Pinang, Laksamana Pertama TNI,
Indarto Budiarto.
“Saat dilakukan evakuasi kondisi pekerja WNI yang meninggal
dan disimpan didalam freezer tersebut masih mengenakan baju dan diselimuti,”
ucap Idarto.
Kasus
ini petama kali ditemukan dari informasi pihak keluarga korban, yang mengaku
sering mendapatkan laporan dari korban bahwa dirinya sering mendapatkan tindakan
kekerasan.
“Dari keterangan keluarga, korban sudah tidak bisa dihubungi sejak
tanggal 29 Juni 2020 lalu,” ungkap Indarto.
Sampai
akhirnya mendapatkan informasi, bahwa dari tindakan kekerasan tersebut
mengakibatkan satu korban telah meninggal dunia.
“Hingga akhirnya kami
mendapatkan informasi tindakan kekerasan tersebut menimbulkan satu korban
hingga meninggal dunia,” Kata Indarto.
Hal ini
disampaikan pada Rabu (08/07/2020) saat kenferensi pers di Dermaga Lanal Batam.
Indarto mengatakan bahwa dari informasi tersebut, tim gabungan melakukan
pencarian dan pelacakan. Hingga akhirnya diketahuilah keberadaan dari kedua
kapal berbendera China tersebut di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang
Padang, Batam Kepulauan Riau.
Dikutip
dari Kompas.com, kamis (09/07/2020), awalnya kapal lu Huang Yuan Yu 117
berbendera China gagal ditangkap lantaran nyaris masuk perairan Singapura. Namun
berkat kesigapan dari tim gabungan akhirnya berhasil dilumpuhkan. “kapal Lu
Huan Yuan Yu 117 berbendera China ini nyaris gagal ditangkap karena nyaris
masuk perairan Singapura, namun berkat kesigapan tim gabungan akhirnya berhasil
dilumpuhkan” Jelas Indarto.
Terkait
tanda-tanda kekerasan pada jenazah, Indarto mengatakan belum mengetahui. Sebab jenazah
baru saja diturunkan dan baru akan dilakukan visum di RS Bhayangkara. Indarto juga
mengatakan kedua kapal China tersebut diketahui selain kapal pencari cumi-cumi,
juga terindikasi telah terjadi human trafficking atau perdagangan manusia
didalamnya.
Selanjutnya
kasus ini akan didalami oleh pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Kepulauan
Riau. “Jadi nantinya Kasus ini akan
diambil alih oleh Polda Kepri,” pungkas Indarto.