Ditengah keadaan tersebut, Asep akhirnya memutuskan untuk berjualan kopi dalam kemasan. Berijazah sekolah tinggi, Asep sempat dicemooh oleh beberapa orang. Menurut pandangan mereka saat itu, untuk jualan kopi kemasan, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi.
"Awalnya, saya dicemooh karena berjualan kopi kemasan. Menurut mereka, jualan kopi kemasan ini tidak perlu kuliah tinggi-tinggi. Saya lulusan universitas negeri di Jakarta dan istri saya lulusan universitas negeri di Sulawesi Tengah," ujarnya kepada Sandiaga Uno dalam program Jemput Rezeki.
Asep menjelaskan bahwa dia memulai usaha tersebut dengan modal awal yang diambil dari tabungannya sebesar Rp 600 ribu. Sampai saat ini, berkat kegigihannya, Asep memiliki tiga kios warung kopi yang omzetnya mencapai Rp 45 Juta perbulan untuk satu kios. Jadi total omzet yang bisa diperoleh dalam satu bulan bisa mencapai sekitar Rp 130 Juta.
Namun, di tengah pandemi saat ini, Asep mengungkapkan bahwa omzet usahanya berkurang hingga 70 persen.
"Saat ada pandemi ini, omzet kios kami berkurang hingga 70 persen. Saya berharap keadaan dapat normal kembali, sehingga para pengusaha tidak bangkrut atau gulung tikar," ujarnya.