Baru-baru ini, viral berita di Negara Korea Selatan
tentang Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal Cina,
dimana mayat mereka dilempar ke laut. Hal
ini pertama kali viral setelah sebuah video yang
dipublikasikan oleh media Korea Selatan dengan judul berita “Ekslusif Kerja 1
hari 18 jam, dan kalau meninggal akibat penyakit langsung dibuang kelaut”,
dimana berita ini juga mempelihatkan video jenazah yang diduga ABK Indonesia dibuang
ke laut. (https://youtu.be/3QIEmCZY).
Kemudian salah satu Youtuber asal Korea Jang Hansol mengulas
kembali isi berita yang dirilis oleh MBC tersebut. Seperti yang
dijelaskan oleh Jang Hansol pada videonya yang di Upload pada 06/05/2020, bahwa
pada awalnya pihak MBC mendapatkan berita ini karna kebetulan kapal tersebut
singgah di pelabuhan Busan. Dan orang-orang Indonesia yang saat itu
menyampaikan kepada pemerintah Korea dan MBC, dimana mereka meminta pertolongan
untuk menyampaikan berita ini kepada pemerintahan Indonesia.
Pada awalnya pihak MBC tidak mempercayai berita
tersebut, karena sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut kapal tersebut
sudah berangkat. Disini terlihat dibutuhkan investigasi internasional sesegera
mungkin.
Dari cuplikan video yang didapatkan oleh MBC, terlihat
seorang mayat yang akan dibuang ke laut dan dikatakan mayat tersebut
ber-identitas atas nama Ari berumur 24 tahun. Dia telah bekerja lebih dari 1
tahun dan meninggal dikapal tersebut.
Pada cuplikan tersebut juga terlihat sebelum dibuang ke
laut mayat tersebut seperti diberikan sebuah acara kematian. Sebelum Ari
meninggal, diketahui juga ada Alpaka berusia 19 tahun dan Sepri berusia 24
tahun.
Yang mengejutkan pada cuplikan berita tersebut juga
diperlihatkan sebuah surat pernyataan yang berbunyi “Dengan ini saya menyatakan setelah berangkat ke luar
negeri sebagai ABK segala resiko akan saya tanggung sendiri
bila terjadi musibah sampai meninggal, maka jenazah saya akan dikremasikan ditempat kapal menyandar dengan catatan abu jenazah akan dipulangkan ke Indonesia. Untuk itu akan diasuransikan
terlebih dahulu sebelum berangkat keluar negri dengan uang pertanggungan
sebesar 10.000 USD. Akan diserahkan kepada ahli wali saya. Dengan membuat surat
pernyataan ini sudah ada persetujuan kedua orangtua saya dan tidak akan membawa
masalah ke kepolisian atau hokum Indonesia.Demikianlah saya buat surat
pernyatan tersebut saya buat dalam keadaan sehat tanpa ada paksaan dari pihak
manapun setelah di tandatangani diatas materai berarti sah menurut hukum yang
berlak di Indonesia”
Tidak hanya itu, pada video tersebut juga terdapat
pengakuan yang mengatakan bahwa tempat mereka bekerja tersebut
cukup buruk dan terjadi eksploitasi tenaga kerja. ABK tersebut juga mengatakan
bahwa rekan kerjanya yang meninggal tersebut juga sudah sakit selama 1 bulan.
Dikatakan Juga bahwa sebenarnya mereka membawa air
mineral, tetapi yang meminum air tersebut hanya ABK Cina sedangkan mereka disuruh minum air laut yang di-filtrasi.
Pada video itu, ABK tersebut juga mengatakan bahwa waktu
kerja mereka sehari adalah 18 jam dengan hanya terdapat waktu 6 jam
istirahat,dimana itu juga termasuk waktu makan dan tidur. Hal lain yang
mengejutkan ternyata 5 diantara nelayan tersebut yang hanya dibayar 120 USD setelah
bekerja selama 13 bulan.
Kapal tersebut sebenarnya untuk menangkap tuna, tetapi
mereka juga sering menangkap hiu. Dikarenakan mereka melakukan aktivitas
illegal ini, meskipun ada orang yang meninggal mereka tidak bisa kembali kedaratan
karena takut hal ini akan diketahui dan membawa masalah pada mereka.
Pada akhirnya mereka pindah kapal dan berhasil sampai
ke Busan pada tgl 10 April kemaren, tapi mereka cuma bisa menunggu selama 10
hari di pelabuhan busan. Namun, terdapat salahsatu pekerjanya yang mengalami
sakit dan dibawa ke RS Busan, tetapi akhirnya meninggal pada tanggal 27 April. Diketahui pekerja tersebut meninggal karena gejala pneumonia.
Hal ini terungkap setelah salahsatu badan atau pihak
yang mengetahui terkait meninggalnya 4 orang ini dan melaporkan kepada polisi
laut dan dicoba untuk melakukan investigasi secepat mungkin. Pemerintah Korea
sendiri telah memiliki persetujuan untuk melakukan investigasi terkait hal ini
tetapi 2 hari setelah itu, kapal tersebut telah meninggalkan pelabuhan sehingga
pemeriksaan tidak dapat dilanjutkan. Untungnya terdapat beberapa ABK lain yang masih
tertinggal disana dan mereka meminta bantuan pemerintah Korea untuk melakukan
investigasi yang ketat.
Berita ini kemudian menjadi viral dan mengebohkan bagi
masyarakat Indonesia. Netizen Indonesia yang telah mengetahui berita ini
beramai-ramai menuntut pemerintah Indonesia agar segera mencari kebenaran dan
mengusut masalah ini (dari berbagai sumber).