Luhut Binsar Panjaitan selaku Menteri Koordinator
(Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi menilai, jumlah kasus penderita
positif Covid-19 di Indonesia saat ini yang telah mencapai angka 22.750 jiwa
per 25 Mei 2020 (baca: http://www.seruan.id/2020/05/25-mei-2020-perkembangan-kasus-covid-19.html) menurutnya masih dalam batas normal.
Lebih lanjut ia menghimbau agar masyarakat menyadari
pentingnya untuk mematuhi protokol kesehatan dalam pencegahan Covid-19. Seperti
rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker
kemanapun bepergian, dan tetap menjaga jarak sebagai bentuk sosial distancing
yang dikerahkan oleh pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, banyak warga yang tidak
terima atas ucapan dari Menko Bidang Kemaritiman tersebut. Masyarakat menilai,
ucapan Luhut yang mengatakan angka 20 ribu itu terlalu menyepelakan kemanusian.
“Batas normal? Itu nyawa manusia pak yang
terjangkit, bukan bakpau kena debu lalu dibuang dan beli lagi” seru Fery, tidak
terima ucapan Luhut Panjaitan.
Ada juga warganet yang mengomentari bahwa berbicara
mengenai Covid-19 di depan umum bukanlah ranah Luhut selaku Menko Bidang
Kemaritiman.
“Menteri Kemaritiman dan Investasi tapi mengomentari
yang bukan wilayahnya. Aneh” seru Joko Susanto mengomentari ucapan Luhut
Panjaitan.
“Yang harusnya lebih pantas berargumen kan menteri
kesehatan atau paling menteri dalam negeri, eh tapi dia lagi, porsi jabatan di
embat semua, mual saya lihat muka dia di beranda terus” tambah Faan mendukung
pendapat Joko Susanto.
Selain menentang perkataan Luhut di atas, ada juga
warga yang berpendapat kenapa Luhut Panjaitan sampai hati berbicara demikian.
“Mungkin karena belum ada kerabatnya yang
terinfeksi” kata Irwansyah Syahrul.
Tak mau ketinggalan, Maria Cuianca juga ikut menentang
pendapat Menko Bidang Kemaritiman tersebut.
“Angka 22 ribu dianggap masih batas normal? Di luar
batas normal angka berapa? Jangan-jangan 1391 yang meninggal juga dianggap
kambing bukan manusia!” tegasnya.